ARTIKEL

PENTING, KETAHUI BERBAGAI POLA DEMAM PADA ANAK

Tuesday, 04 April 2023

Penting, Ketahui Berbagai Pola Demam Pada Anak

Apa yang ada di benak Moms ketika si Kecil mengalami demam? Tentunya sangat khawatir bukan? Meskipun sebenarnya demam memang mekanisme pertahanan tubuh yang terjadi ketika anak mengalami infeksi virus atau bakteri. Namun suhu anak yang tidak stabil hingga membuatnya lesu tentu membuat Moms sedih. Ternyata, demam yang dialami memiliki beberapa pola yang berbeda. Agar dapat mengurangi kekhawatiran Moms dan agar bisa menangani demam si Kecil dengan lebih tenang, yuk pahami dulu berbagai pola demam pada anak!

 

Jenis-jenis pola demam pada anak

 

  • Remitting: pola demam dengan temperatur harian yang terjadi di atas batas normal  (suhu di atas 37.7 derajat Celcius).
  • Intermittent: pola temperatur harian yang dapat turun menjadi normal dan kemudian meningkat kembali pada pengukuran suhu berikutnya.
  • Sustained: pola temperatur yang meningkat secara persisten atau terus menerus.
  • Relapsing: pola yang berubah-ubah antara siang, pagi dan malam dengan jarak waktu yang berbeda-beda namun setiap pengukuran suhu selalu berubah.
  • Undulant: pola demam dimana suhu badan anak meningkat secara bertahap, menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian terjadi penurunan suhu secara bertahap.

 

Untuk mengetahui pola demam anak, Moms perlu mengukur dan mencatat suhu tubuh anak secra berkala selama kurang lebih 3 hari. Hasil dari pemantauan selama 3 hari tersebut sangat penting untuk disampaikan kepada dokter anak apabila ternyata demam tidak kunjung membaik setelah 3 hari. Meskipun sangat mungkin demam akan membaik dengan sendirinya setelah dua atau tiga hari.

 

Baca Juga: Mengatasi Demam Anak Yang Tidak Kunjung Turun

 

Pola demam naik turun, pertanda apa?

Demam bisa disebabkan berbagai hal. Sekedar tumbuh gigi ataupun efek pasca vaksinasi bisa jadi penyebabnya. Meski demikian, ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai jika anak demam naik turun, antara lain:

  1. Tifus: Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi bakteri Salmonella. Gejala penyakit tifus ditandai dengan demam naik secara bertahap (seperi tangga). Demam biasanya semakin tinggi di malam hari, dan berangsur turun di pagi hari disertai rasa tidak enak badan selama 7-14 hari setelah terinfeksi bakteri. Gejala lainnya adalah nyeri perut, diare atau sulit buang air besar, lemas, dan demam tinggi hingga 39-40° Celcius.
  1. Malaria: Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Gejala malaria biasanya muncul dalam waktu 7-15 hari ditandai dengan demam naik-turun, sakit kepala, tubuh berkeringat, panas dingin, muntah, dan terkadang disertai nyeri otot, diare, serta badan terasa tidak enak.
  1. DBD: Penyakit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Aides aegypti yang terinfeksi virus dengue. Gejala dari demam berdarah adalah demam tinggi yang datang mendadak dan naik-turun selama 2-7 hari pertama. Puncak demam bisa mencapai 40° Celcius atau lebih. Saat suhu mulai turun, justrus menandakan pasien berada dalam fase kritis dan menjelang sembuh suhu akan kembali naik walau tidak setinggi fase awal.

Jika demam anak berlangsung lebih dari tiga hari, jangan tunda lagi, segera periksakan si Kecil ke dokter.

 

Penanganan demam

Pada masa observasi demam yaitu pada demam hari pertama sampai hari ketiga, Moms bisa melakukan beberapa upaya untuk menurunkan demam dan membuat si Kecil merasa lebih nyaman, misalnya dengan:

  1. Mengompres dengan air hangat. Letakkan handuk pada lipatan ketiak, leher, atau paha untuk membantu menurunkan suhu tubuh si Kecil.
  1. Penuhi asupan cairan. Berikan asupan cairan yang cukup lewat air putih, jus buah, susu, ataupun makanan berkuah. Cara ini akan mencegah si Kecil mengalami dehidrasi. Berikan ASI lebih banyak apabila si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan.
  1. Mendi air hangat. Mandikan anak dengan air hangat untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
  1. Selama masa observasi, berikan obat penurun demam dengan kandungan paracetamol ntuk meringankan gejala demam.

 

Baca Juga: Mengapa Anak Sering Demam Setelah Playdate?

  BACA JUGA