Wednesday, 31 August 2022
Kembali ke sekolah tentu memicu kecemasan orang tua terhadap meningkatnya kasus penularan COVID-19 dan kesehatan anak, apalagi jika mereka saling berinteraksi yang membuat risiko tertularnya cukup tinggi. Oleh karena itu pelaksanaan vaksin COVID-19 untuk anak menjadi alternatif untuk membentuk kekebalan tubuhnya, sehingga jika suatu saat terinfeksi virus COVID-19, maka gejalanya tidak terlalu parah.
Sama halnya dengan orang dewasa, anak-anak juga memiliki risiko untuk mengalami efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah menerima vaksin COVID-19. Umumnya, gejala KIPI bersifat ringan dan sementara, nantinya akan hilang sendiri tanpa harus dilakukan pengobatan. Dilansir dari laman situs online CNN Indonesia, berikut ini beberapa efek samping yang mungkin dialami Si Kecil setelah vaksin yang perlu Moms ketahui.
Kondisi ini terjadi akibat suntikan jarum saat menerima vaksin. Umumnya, rasa nyeri dan kemerahan akan timbul beberapa jam setelah vaksin di bagian lengan, terutama di daerah bekas suntikannya dan akan berlangsung selama tiga hari. Untuk meredakan rasa nyerinya, Moms bisa mengompres bekas suntikan menggunakan air dingin secara berkala.
Setelah menerima vaksin, efek samping lain yang mungkin muncul adalah badan yang terasa menggigil kedinginan. Oleh karena itu, Moms bisa mengajak Si Kecil untuk langsung beristirahat dan siapkan selimut dan pakaian hangat jika sewaktu-waktu Si Kecil mengalaminya.
Tak jarang juga anak akan merasa kelelahan setelah menerima vaksin. Untuk mengantisipasinya, Moms bisa langsung mengajak anak untuk beristirahat dan memberikan makanan bernutrisi untuk membantu proses pemulihan setelah vaksin.
Selain beberapa gejala KIPI di atas, efek samping yang juga paling banyak dialami setelah mendapatkan suntikan vaksin adalah demam dan sakit kepala. Meski cukup mengganggu, namun keluhan ini wajar terjadi dan akan menghilang keesokan harinya atau paling lama dua hari.
Jika demam dan sakit kepala anak berlangsung lebih dari tiga hari, Moms bisa meredakannya dengan memberikan obat penurun panas yang mengandung Paracetamol. Namun, pastikan obat demam untuk anak yang Moms berikan sudah sesuai usianya, ya. Sebab, penanganan demam untuk anak usia 0+ akan sangat berbeda dengan kebutuhan obat demam anak usia 6+. Dengan begini, gejala KIPI segera menghilang, dan Si Kecil pun bisa kembali beraktivitas dengan ceria.
Baca Juga: Fakta Minum Air Hangat untuk Mengatasi Flu dan Batuk pada Anak
Baca Juga:
Moms, Ini 7 Tips Mengatasi Anak Tantrum Saat Demam
Hampir semua orang tua, terutama sosok ibu pasti sudah sangat paham kalau anak yang sedang menderita demam juga akan mengalami...
Jakarta Darurat Polusi Udara, Ini Penanganan Darurat ISPA pada Anak!
Sangat penting bagi Moms untuk memahami penanganan darurat ISPA pada anak akibat polusi udara berikut...
Suka Berimajinasi Tanda Anak Pintar
Saat bermain, balita suka berimajinasi seakan-akan ia bukan...