Bagi umat muslim, puasa selama bulan Ramadan merupakan salah satu kewajiban yang harus dijalankan terutama bagi orang-orang yang sudah dewasa dan mampu secara fisik. Meski anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, namun mereka sudah mulai bisa untuk belajar sesuai dengan kemampuan fisiknya.
Nah, jika kebetulan Si Kecil mulai belajar berpuasa tahun ini, Moms perlu mendampingi dan mengawasinya dengan baik, ya. Sebab bagi anak-anak, belajar berpuasa dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang bisa menjadi salah satu pemicu demam pada anak-anak. Dehidrasi dapat terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, termasuk saat berpuasa.
Mengapa anak-anak rawan dehidrasi saat berpuasa?
Anak-anak lebih rawan mengalami dehidrasi saat berpuasa karena berbagai alasan, terutama jika mereka masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi lebih rentan terhadap dehidrasi selama berpuasa antara lain:
1. Kebutuhan Cairan yang Tinggi
Anak-anak membutuhkan jumlah cairan yang lebih besar per kilogram berat badan mereka dibandingkan dengan orang dewasa. Kebutuhan ini meningkat pada anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga mereka cenderung lebih mudah kekurangan cairan saat berpuasa.
2. Ketidakmampuan Menahan Rasa Haus
Anak-anak mungkin belum sepenuhnya dapat menahan rasa haus dengan baik seperti orang dewasa. Mereka mungkin tidak menyadari kebutuhan akan cairan atau tidak mampu mengungkapkan rasa haus dengan jelas.
3. Aktivitas Fisik yang Tinggi
Anak usia sekolah biasanya memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi, terutama selama bermain atau berolahraga. Kehilangan cairan melalui keringat dapat lebih signifikan terutama saat berpuasa terutama jika mereka tinggal di daerah tropis dan tingkat kelembapan yang cukup tinggi.
4. Paparan Sinar Matahari
Saat beraktivitas di luar ruangan, anak-anak lebih rentan terhadap paparan sinar matahari, sehingga lebih mudah mengalami overheating. Pada bulan puasa yang mungkin bersamaan dengan musim panas, risiko dehidrasi semakin meningkat.
5. Durasi Puasa yang Panjang
Puasa pada bulan tertentu, seperti bulan Ramadhan, melibatkan durasi yang panjang antara waktu sahur dan berbuka. Selama periode ini, anak-anak memiliki waktu yang lebih terbatas untuk mendapatkan asupan cairan yang cukup. Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk mencukupi kebutuhan cairan harian.
Cara Mencegah Anak Mengalami Dehidrasi Saat Puasa
Agar Si Kecil tetap dapat berpuasa dengan nyaman dan terhindar dari dehidrasi, simak tipsnya berikut ini.
1. Memastikan Kondisi Kesehatan Anak
Pertama-tama, pastikan bahwa anak-anak dalam kondisi yang fit. Untuk mengetahui apakah Si Kecil sudah siap belajar berpuasa atau belum, coba konsultasikan pada dokter terlebih dahulu. Pastikan bahwa tinggi dan berat badannya sesuai dengan usianya. Tak perlu memaksa anak-anak untuk puasa hingga maghrib, Moms bisa mengajarkannya untuk puasa setengah hari atau semampu mereka untuk menahan rasa lapar. Saat anak sudah siap, Moms bisa memperpanjang durasi puasanya.
2. Berikan Pemahaman Tentang Dehidrasi
Pahami bahwa puasa dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada anak-anak. Kekurangan cairan dapat menyebabkan gejala seperti lemas, pusing, mulut kering, dan penurunan konsentrasi. Oleh karena itu, sebaiknya ajarkan pada Si Kecil untuk mencukupi kebutuhan cairannya dengan baik, mulai dari minum sebelum dan sesudah sahur, setelah berbuka, sebelum makan malam, dan sebelum tidur. Ajarkan Si Kecil untuk langsung mengomunikasikan pada orang tua saat mereka mulai merasa tenggorokannya sakit atau tidak enak badan ketika berpuasa.
3. Porsi Sahur yang Baik
Pastikan anak mendapatkan sahur yang seimbang dan mengandung makanan yang tinggi kadar airnya. Buah-buahan, sayuran, dan yogurt adalah pilihan yang baik karena mengandung air dan elektrolit.
4. Batasi Konsumsi Kafein dan Gula
Hindari minuman berkafein seperti teh manis dan bergula tinggi seperti minuman bersoda. Sebab kafein dan gula dapat meningkatkan risiko dehidrasi dengan meningkatkan produksi urine. Sebaliknya, berikan minuman rendah gula seperti air putih, air kelapa, atau air mineral. Ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan mencegah kekurangan cairan.
5. Jeda Puasa Saat Cuaca Ekstrem
Jika cuaca sangat panas, pertimbangkan untuk memberikan jeda puasa kepada anak agar mereka dapat minum air dan menghindari dehidrasi yang berlebihan.
6. Perhatikan Tanda-tanda Dehidrasi
Pantau tanda-tanda dehidrasi pada anak, termasuk bibir kering, kulit kemerahan, atau frekuensi buang air kecil yang berkurang. Ini dapat menjadi indikasi bahwa anak memerlukan lebih banyak cairan.
7. Perbanyak Konsumsi Air saat Berbuka
Ketika berbuka, pastikan anak minum air dalam jumlah cukup segera setelah waktu berbuka tiba. Ini membantu menggantikan cairan yang hilang selama puasa.
8. Perhatikan Aktivitas Fisik
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan, terutama pada siang hari saat suhu puncak. Aktivitas berlebihan dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
Puasa merupakan praktik agama yang berharga, tetapi kesehatan anak harus tetap menjadi prioritas. Dengan memahami risiko dehidrasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, Moms dapat membantu anak-anak tetap sehat dan nyaman selama bulan puasa.