ARTIKEL

SI KECIL DEMAM? WASPADAI BEBERAPA KONDISI BERIKUT INI YA, MOMS!

Monday, 29 March 2021

Si Kecil Demam? Waspadai Beberapa Kondisi Berikut Ini Ya, Moms!

Pada anak-anak, demam menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dialami, terutama saat perubahan cuaca. Demam ini terjadi sebagai bentuk respon tubuh terhadap virus atau bakteri yang masuk dan menyebabkan naiknya suhu tubuh pada anak. Namun, meski demam tergolong sebagai hal yang wajar terjadi, waspadai juga beberapa kondisi berikut ini yang mungkin akan menyertainya ya, Moms!

Kejang saat Demam

Kejang saat anak demam menjadi hal menakutkan bagi orangtua, pasalnya kondisi ini dapat membuat mata anak mendelik, kekakuan otot, keluar busa dari mulut, dan lidah tergigit. Kejang demam terjadi ketika suhu tubuh Si Kecil melebihi 37 derajat celcius diikuti dengan kejang mendadak dan rentan dialami anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun selama lima menit dan jarang berulang dalam waktu 24 jam. Meski belum ada penelitian yang membuktikan kaitan antara kejang demam dengan epilepsi dan kematian mendadak (sudden unexplained death in childhood/SUDC).

Namun, Moms perlu waspada jika kejang demam terjadi pada saat Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun. Waspada juga ketika setelah kejang demam, Si Kecil mudah mengantuk atau lebih banyak tidur. Jika sudah begini, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, seperti radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis).

Berdasarkan sebuah penelitian, 49 persen dokter spesialis anak di Amerika Serikat berpendapat bahwa kejang merupakan dampak berbahaya yang bisa disebabkan oleh demam dan 22 persennya percaya bahwa kerusakan otak yang terjadi adalah akibat kejang yang dialami anak saat demam.

Panas Tubuh Melebihi 38,5 Derajat Celcius

Bila suhu tubuh anak saat demam lebih dari 38,5 derajat Celsius bahkan terus meningkat setiap harinya hingga 41 derajat Celsius, maka ini bisa berpotensi menyebabkan kerusakan pada berbagai jaringan tubuh, salah satunya adalah otak. Oleh karena itu, jika panas Si Kecil makin meningkat dalam dua hari, segera periksakan ke dokter ya, Moms.

Muncul Ruam pada Kulit

Jika tiba-tiba anak demam, batuk kering, matanya merah, dan muncul ruam kemerahan pada kulit seluruh tubuhnya, waspadai kemungkinan penyakit campak ya, Moms! Campak diakibatkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular. Namun setelah anak sembuh, ia akan memiliki kekebalan tubuh akan virus ini, sehingga ia nggak akan sakit campak lagi seumur hidup. Vaksinasi juga dapat membantu melindungi anak dari campak, dan biasanya diberikan di usia 9 bulan.

Gejala awal campak biasanya tidak disadari, karena sangat umum dan ringan. Demam yang dirasa hanya ringan hingga sedang, disertai batuk pilek terus-menerus, sakit tenggorokan, radang kemerahan pada mata, sampai diare. Gejala ini bisa berlangsung dua sampai tiga hari. Tak jarang juga Si Kecil akan mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat celcius bersama dengan timbulnya ruam merah kecil-kecil rapat yang menyebar dari wajah, belakang telinga, ke lengan, hingga seluruh tubuh.

Demam Timbul Tenggelam

Saat anak mengalami demam yang timbul tenggelam selama beberapa hari, ada baiknya untuk tidak menganggap remeh ya, Moms. Jika demam ini terus menerus berlangsung hingga 2-3 hari, waspadai gejala-gejala demam berdarah dengue. Demam berdarah dengue alias DBD memiliki beberapa gejala khas seperti berikut ini.

  • Demam tinggi bisa mencapai 40°C dan disertai tubuh yang menggigil.
  • Demam tinggi bisa tiba-tiba muncul secara mendadak
  • Demam berlangsung sekitar enam hingga tujuh hari.
  • Demam naik turun dengan pola tertentu: suhu demam akan turun pada hari ketiga dan keempat, namun pada hari kelima dan keenam suhu akan kembali naik sedikit.
  • Grafik pelana kuda: jika perubahan suhu ini dicatat dalam bentuk grafik, akan terbentuk pola kurva seperti pelana kuda yang memiliki cekungan turun di tengah kurva.
  • Pada kurun waktu suhu yang turun ini bukan berarti penderita DBD lantas sudah sembuh, namun justru sedang masuk dalam masa kritis. Di masa kritis ini, Moms harus mengawasi jika timbul gejala-gejala yang berbahaya, seperti perdarahan pada gusi, muntah darah, sakit perut, dan nafas yang tersengal-sengal. Si Kecil harus secepat mungkin mendapatkan perawatan yang serius dalam kondisi ini.
  • Selain demam dengan karakteristik tersebut, Si Kecil juga akan mengalami gejala-gejala lain, di antaranya: nyeri di bagian belakang mata, nyeri di tulang, otot, sendi, sakit kepala, mual muntah, dan kulit berbintik-bintik merah.

Lalu, Bagaimana Mengatasi Anak Demam dan Tidak Mau Minum Obat?

Tak perlu panik Moms, saat anak demam dan nafsu makannya berkurang, pertolongan pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengompres menggunakan air hangat, tetap memenuhi kebutuhan air mineral, dan juga memberikan obat demam seperti bodrexin Demam Sirup yang mengandung Paracetamol.

Hadir dalam varian rasa jeruk yang disukai anak-anak dan bisa diminum sebelum makan, bodrexin Demam Sirup bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Si Kecil dan membuat momen minum obatnya menjadi lebih menyenangkan.

Oleh karena itu, pastikan juga untuk melengkapi persediaan obat di rumah dengan membeli bodrexin Demam Sirup atau bodrexin Tablet rasa jeruk manis secara online hanya di Tempo Official Store melalui E-commerce kesayangan seperti Shopee, Tokopedia,Blibli dan Lazada sekarang juga ya, Moms!

Source: Alodokter

  BACA JUGA

Nafas Anak Pendek Saat Batuk, Kapan Perlu Waspada?

Batuk pada anak seringkali merupakan respons alami tubuh terhadap iritasi atau infeksi saluran pernapasan. Perlu diwaspadai jika anak mengalami nafas pendek dan cepat saat batuk.

Artikel14/02/2024

Anak Lemas Saat Demam, Ini Tips Memulihkan Energinya!

Demam pada anak seringkali diiringi oleh gejala lemas, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Dengan perawatan yang tepat, kita dapat membantu anak pulih lebih cepat dan mengembalikan energinya.

Artikel07/02/2024

Tips Menyimpan Obat Flu Batuk Berbentuk Dry Syrup

Penyimpanan obat flu batuk berbentuk dry syrup yang tepat sangat penting untuk mencegah obat dari kerusakan serta membantu mencegah kontaminasi dan memperpanjang masa kedaluwarsa obat.

Artikel24/01/2024