Tuesday, 01 October 2019
Kejang saat anak demam (kejang demam) menjadi momok menakutkan bagi para orangtua. Kejang demam dapat membuat mata anak mendelik, kekakuan otot, keluar busa dari mulut, dan lidah tergigit. Tak mengherankan jika kejang otot sering dikaitkan dengan epilepsi dan risiko keterbelakangan mental pada anak. Lantas, benarkah kejang demam berbahaya bagi anak? Ketahui faktanya di sini.
Kejang Demam Umumnya Tidak Berbahaya
Kejang demam terjadi ketika suhu tubuh Si Kecil melebihi 37 derajat celcius diikuti dengan kejang mendadak. Kondisi ini rentan dialami anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun, biasanya terjadi selama lima menit dan jarang berulang dalam waktu 24 jam. Kabar baiknya, belum ada penelitian yang membuktikan kaitan antara kejang demam dengan epilepsi dan kematian mendadak (sudden unexplained death in childhood/SUDC).
Berdasarkan durasinya, kejang demam dikategorikan menjadi:
Penyebab Kejang Demam pada Anak
Meski belum diketahui secara pasti, sebagian besar kasus kejang demam pada anak berkaitan dengan demam akibat infeksi virus flu, infeksi telinga, cacar air, atau radang amandel (tonsilitis). Kejang demam pada anak juga rentan terjadi pasca imunisasi DPT/Td dan MMR. Perlu diketahui bahwa kejang demam tidak disebabkan pemberian vaksin saat imunisasi. Selain itu, faktor genetik juga diduga menjadi penyebab kejang demam pada anak.
Meski jarang terjadi, kejang demam bisa terjadi berulang jika:
Penanganan Kejang Demam pada Anak
Kejang demam pada anak didiagnosis melalui tes urin, tes darah, atau pemeriksaan cairan tulang belakang. Jika Si Kecil mengalami demam kompleks, dokter mungkin menyarankan tes EEG. Atau bila kejang demam hanya terjadi pada salah satu sisi tubuh, dokter merekomendasikan pemeriksaan MRI. Kejang demam yang terjadi lebih dari 10 menit sebaiknya perlu segera diperiksakan ke dokter, apalagi jika disertai dengan sesak napas, leher kaku, muntah, dan mengantuk.
Penting untuk tetap tenang saat menangani kejang demam pada anak. Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, berikut beberapa hal yang dilakukan saat anak mengalami kejang demam:
Kejang Demam pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Ibu perlu waspada jika kejang demam terjadi pada saat Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun. Waspada juga ketika setelah kejang demam, Si Kecil mudah mengantuk atau lebih banyak tidur. Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab kejang lain, seperti radang selaput otak (meningitis) atau radang otak (ensefalitis).
Itulah alasan kejang saat anak demam bikin orangtua panik. Oleh karena itu, sebelum kejang demam muncul, ibu bisa mengusahakan untuk menurunkan demam anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan obat penurun demam, seperti bodrexin Demam Sirup atau bodrexin Tablet, pada Si Kecil ketika suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat Celcius.
Selain itu, bodrexin Demam Sirup bisa diberikan untuk anak berusia 0 bulan sampai 12 tahun, sedangkan bodrexin Tablet untuk anak berusia 2-8 tahun. Petunjuk penggunaan tertera pada produk kemasan.
Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar kejang demam, jangan ragu bertanya dengan dokter.
Referensi:
IDAI. Diakses pada 2019. Kejang Demam Tidak Seseram yang Dibayangkan.
Mayoclinic. Diakses pada 2019. Febrile Seizure (Symptoms Causes).
Webmd. Diakses pada 2019. Febrile Seizure.
Tidak Perlu Bingung Lagi Memilih Gendongan Bayi
Bonding dengan si kecil bisa terpupuk terus dengan kebersamaan. Termasuk selalu berjalan-jalan...
Sebelum Memberikan Obat Batuk Flu Anak, Ketahui Dulu Beberapa Hal Berikut Ini
Memberikan obat batuk flu anak bukanlah hal yang bisa Moms lakukan secara sembarangan. Tak hanya dengan menyesuaikan jenis batuknya, ternyata masih...
Klarifikasi Dari Pihak PT Tempo Scan Pacific, Tbk
Klarifikasi Dari Pihak PT Tempo Scan Pacific,...