Monday, 29 September 2025

Moms mungkin sering bertanya-tanya, kenapa sih anak-anak lebih sering mengalami flu atau bahkan pilek alergi pada anak terasa lebih sering kambuh dibandingkan orang dewasa? Well, kondisi ini sebenarnya wajar terjadi, karena tubuh Si Kecil masih dalam tahap perkembangan sehingga daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Mari kita bahas lebih dalam, supaya Moms lebih tenang dalam menghadapi situasi ini.
Moms, pernahkah Si Kecil tampak “seperti flu” tapi tak kunjung demam? Nah, bisa jadi itu pilek alergi, bukan flu! Flu biasanya disebabkan oleh infeksi virus dan sering disertai demam, nyeri kepala, dan tubuh lemas. Sementara itu, pilek alergi terjadi karena sistem imun Si Kecil bereaksi terhadap hal-hal di sekitar, seperti debu, bulu hewan, atau udara dingin.
Gejalanya memang mirip: hidung meler, bersin-bersin, atau hidung tersumbat, tapi bedanya pilek alergi tidak disertai demam.
Dengan memahami perbedaannya sejak dini, Moms bisa lebih sigap memberikan penanganan yang tepa, bukan hanya meredakan gejala, tapi juga mencegahnya datang kembali. Karena setiap langkah kecil dari Moms bisa bantu Si Kecil tumbuh lebih sehat dan nyaman
Flu dan pilek alergi pada anak memang lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa karena beberapa hal berikut ini.
Salah satu alasan utama adalah sistem kekebalan tubuh anak yang masih berkembang. Saat terpapar virus penyebab flu atau pencetus alergi, tubuh mereka lebih mudah bereaksi. Itulah sebabnya anak-anak terlihat lebih rentan mengalami flu maupun pilek alergi berulang.
Pilek alergi pada anak juga bisa terjadi karena saluran pernapasannya masih sempit dan sensitif, sehingga lebih mudah mengalami iritasi. Debu, udara dingin, atau bulu hewan bisa langsung memicu bersin, hidung meler, hingga hidung tersumbat. Tidak heran kalau pilek alergi pada anak terasa lebih sering dibandingkan orang dewasa.
Anak-anak senang bermain, berlarian, dan mengeksplorasi lingkungan. Aktivitas ini memang baik untuk tumbuh kembang, tetapi juga membuat mereka lebih sering terpapar debu, polusi, atau kuman dari teman bermain. Akibatnya, risiko terkena flu atau alergi pun meningkat.
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum terbiasa menjaga kebersihan diri. Mereka sering lupa cuci tangan, suka memegang hidung atau mulut setelah menyentuh benda, bahkan berbagi mainan tanpa sadar bisa menularkan virus. Hal ini membuat flu lebih mudah menyebar.
Jika dalam keluarga ada riwayat alergi, kemungkinan Si Kecil mengalami pilek alergi juga lebih tinggi. Faktor genetik berperan besar, sehingga tubuh anak lebih mudah bereaksi terhadap pemicu seperti tungau, debu, atau serbuk sari.
Selain langkah-langkah di atas, Moms juga bisa menyiapkan persediaan obat alergi khusus anak di rumah sebagai pertolongan pertama saat gejala muncul. Ingat, pilek alergi biasanya tidak disertai demam, jadi Moms dapat lebih mudah membedakannya dari flu biasa dan memberikan penanganan yang sesuai.
Namun jika gejala tak kunjung membaik atau Si Kecil tampak tidak nyaman, percayakan pada ahlinya—segera konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan saran dan pengobatan yang tepat. Dengan langkah yang bijak dan penuh kasih, Moms dapat membantu Si Kecil tetap nyaman, aktif, dan bebas dari gangguan pilek alergi.
Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Anak Pilek Alergi dengan Tepat dan Aman
BACA JUGA
Bunda, Yuk Bedakan Antara Sakit Pilek dan Flu Serta Batuk Biasa dengan yang Terpapar COVID-19
penting sekali untuk bedakan antara sakit pilek dan flu serta batuk biasa dengan yang terpapar COVID-19. Apa saja,...
Wajib Tahu! 3 Imunisasi Penting yang Berperan dalam Mencegah ISPA pada Anak
Untuk melindungi si Kecil dari ancaman ISPA, imunisasi adalah salah satu langkah pencegahan yang paling efektif. Dalam artikel ini, kita akan...
Anak Batuk Saat Tidur dan Bersin-Bersin di Pagi Hari, Mungkinkah Disebabkan oleh Alergi?
Si Kecil tidur gelisah karena batuk dan bersin tiap pagi? Bisa jadi alergi debu atau udara! Jangan tunggu parah, kenali gejalanya di...