ARTIKEL

ATURAN SUPER KETAT ATAU TOLERAN MANA YANG TERBAIK UNTUK ANAK

Thursday, 09 July 2015

Aturan Super Ketat atau Toleran Mana yang Terbaik untuk Anak
Setiap ibu selalu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Menginginkan buah hati menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, baik budinya, dan kelak sukses tentu juga menjadi keinginan Moms, bukan? Pendidikan dan pola asuh jadi syarat penting untuk bekal anak menyongsong masa depan. Ada Moms yang percaya bahwa disiplin tinggi dan keras dalam mendidik menjadi kunci penting buat keberhasilan anak. Sementara Moms yang lain lebih yakin jika anak harusnya diberi kebebasan untuk menentukan langkahnya sendiri sejak kecil untuk bisa berhasil mandiri di kemudian hari. Moms pernah mendengar pola asuh ala tiger [i]mom[/i] dan [i]western mom[/i]? Sebenarnya mana sih yang lebih baik?

[b]Moms yang Disiplin atau Toleran?[/b]
Istilah tiger mom dilekatkan pada moms yang sangat disiplin dan ketat masalah akademis anak. Istilah tiger mom ramai menjadi pembicaraan ketika buku [i]Battle Hymn of The Tiger Mother[/i] yang ditulis Amy Chua diluncurkan. Buku ini mengisahkan pengalaman Amy sendiri tentang mengasuh anak. Buku ini mengundang kontroversi karena cara mendidik anak yang dianggap terlalu keras dan mengekang bagi masyarakat di barat, sementara di Asia Timur cara tersebut sah-sah saja dilakukan. Pola asuh ala tiger mom cenderung fokus pada prestasi akademik di sekolah. Aturan yang berlaku juga sangat ketat dan dianggap membatasi kreativitas anak. Dikhawatirkan anak jadi stres karenanya. Tapi disiplin yang tinggi diakui akan membantu anak mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Apalagi ibu selalu mengawasi anak mengerjakan PR, belajar, les tambahan, dan menyelesaikan tugas sekolah. Anak terbantu tetap berada dalam ‘koridor’-nya dan tidak memiliki celah untuk bermalas-malasan. Kehadiran orangtua mendampingi anak belajar memang sesuatu yang dibutuhkan dalam perkembangan si anak itu sendiri.
Sementara pola asuh ala western mom cenderung ‘membebaskan’. Anak didorong untuk mengembangkan sayapnya sendiri. Kreativitas, potensi, dan percaya dirinya diasah untuk berkembang. Kemandiriannya pun secara otomatis terlatih. Namun pola asuh ini dikritik karena dianggap terlalu lembek sehingga dikhawatirkan anak akan berlaku seenaknya tanpa aturan tegas. Apalagi usia anak dianggap terlalu muda untuk berpikir matang dan memilih yang terbaik untuk dirinya. Dikhawatirkan anak sulit meraih cita-cita karena kurangnya motivasi.

[b]Pilih yang Paling Sesuai[/b]
Lalu mana yang lebih baik ya, Moms? Menurut peneliti Stanford Alyssa Fu dan Hazel Markus metode pengasuhan ala tiger mom dan western mom sama-sama efektif dalam membesarkan anak. Keberhasilan kedua metode tersebut dipengaruhi juga oleh faktor kecocokan budaya. Apa yang diharapkan budaya masing-masing dalam pengasuhan, termasuk bagaimana anak menerima motivasi orangtua. Nah daripada bingung-bingung memilih mana yang lebih baik, Moms dapat mengambil sisi-sisi positif dari setiap model parenting dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dan kebiasaan dalam keluarga. Orangtua, baik ibu maupun ayah hendaknya bekerja sama menyusun strategi yang terbaik untuk membimbing anak-anak untuk meraih tujuan sejalan dengan prinsip-prinsip hidup yang dianut.
  BACA JUGA

Tips Memilih Pengasuh untuk Anak-anak

Saat cuti melahirkan usai, Moms pun harus kembali bekerja. Lalu si kecil siapa yang menjaga

Artikel13/07/2015

5 Cara Agar Anak Tidak Mudah Sakit

Siapa yang tidak khawatir jika si Kecil jatuh sakit? Berbagai penyakit menular pada anak sulit dihindari. Ketika daya tahan tubuh anak mulai menurun, banyak virus yang masuk ke tubuh dan menyerang anti-bodinya.

Artikel23/03/2015

Pengobatan Irasional Turunkan Daya Tahan Tubuh

Banyak orangtua yang terlalu cemas ketika kesehatan buah hatinya menurun, padahal mungkin si Kecil hanya kena flu atau batuk sedang.

Artikel23/03/2015